Kamis, 23 Januari 2014

Power Suplai Battery Charger Dengan Trafo

Rangkaian power suplai dengan trafo (transformator, transformer) masih banyak diminati walau saat ini sudah dapat dibuat convertor dari tegangan tinggi jaringan (220 VAC)  ke tegangan rendah, misalnya 12 VDC, tanpa trafo.  Salah satu kelebihan power suplai dengan trafo adalah terisolasinya tegangan tinggi dengan tegangan rendah, sehingga sangat aman. Tapi trafo ukurannya besar, berat dan mahal harganya. Mungkin jika nantinya teknologi convertor tegangan tinggi sudah sangat populer dan murah harganya, rangkaian dengan trafo akan menjadi kuno. Beberapa perangkat elektronik seperti TV, charger: laptop, handphone, dll. sudah tidak lagi menggunakan trafo sebagai power suplai dari jaringan listrik.

Untuk rangkaian menaikkan tegangan atau arus (voltage step up, current step up) trafo belum ada yang menandingi.

Pada artikel ini dibahas berbagai desain power suplai, dari yang paling sederhana, hingga yang menggunakan stabilisasi tegangan dengan IC. Dengan parameter-parameter yang dijelaskan secara singkat, akan membantu anda mendesain power suplai sesuai kebutuhan anda.

Skema berikut ini memperlihatkan rangkain power suplai sederhana, kadang juga disebut adaptor.


Trafo (T) yang umum dijual dipasaran mempunyai tegangan input 110 VAC dan 220 VAC. Tegangan outputnya adalah 12 VAC dan 24 VAC. Untuk trafo kecil tersedia dengan tegangan output 3, 6, 9, dan 12 VAC.

Untuk rangkaian battery charger (cas aki) 12 volt, dibutuhkan trafo dengan output 15 volt yang jarang tersedia di pasaran tapi dapat dipesan. Arus yang dibutuhkan untuk mengisi aki adalah 10% dari kapasitas aki. Maka untuk aki 50 AH dibutuhkan arus pengisian 5 ampere. Jangan menggunakan trafo dengan kapasitas arus pas-pasan, sebaiknya menggunakan yang berkapasitas output 10 ampere untuk mengisi aki 50AH, agar trafo tidak kepanasan. Baca juga "Cara Mengisi Ulang (Recharge) Aki Kendaraan".

Dioda (D) mengubah arus bolak-balik (Alternating Current, AC) menjadi arus searah (Direct Current, DC). Terlihat ada 4 buah dioda membentuk jembatan, dan menjadi penyearah gelombang penuh. Bisa saja pada rangkaian dipasang hanya 1 dioda, sehingga membentuk penyearah setengah gelombang. Tapi berhubung harga trafo yang sangat mahal, akan lebih baik jika seluruh potensi trafo dimanfaatkan, yaitu dengan memasang 4 buah dioda. Nomor kode 1N4007 cukup populer di pasaran dengan spesifikasi tegangan terbalik maximal 1000 V dan arus maju 1 A. Arus maju dioda 1N4007 dapat mencapai 30 A tapi hanya dalam waktu sangat singkat 8.3 milisekon. Untuk arus yang lebih besar dari 0.5 ampere, biasanya tidak lagi menggunakan 1N4007, tapi menggunakan kuprok (diode bridge) yaitu 4 buah dioda besar dalam satu wadah. Jika arusnya besar kuprok membutuhkan pendingin (heatsink). Unduh lembar data 1N4007.

Akan ada kehilangan tegangan sebesar 0.6 volt pada dioda, jika diberi arus besar akan terjadi kehilangan tegangan yang lebih besar yang dapat mencapai 1.3 volt. Maka jika digunakan sebagai battery charger, dengan output trafo 15 volt, akan menghasilkan tegangan keluaran dioda:

15 - 0.6 = 14.4 volt 

Tegangan 14.4 volt sesuai dengan tegangan untuk mengisi aki basah.

Tapi untuk aki kering (dry cell) yang mempunyai tegangan pengisian 13.8 volt, maka perlu ditambahkan lagi 1 buah dioda pada output agar tegangannya menjadi:

14.4 - 0.6 = 13.8 volt

Beberapa gadget elektronik menggunakan 13,8 volt power suplai seperti pemancar dan penerima radio komunikasi (transceiver). Beberapa baterai sel kering membutuhkan tegangan pengisian 13,5 volt. Lebih detail tentang aki di artikel "Mengapa Aki Dapat Meledak?"

Kondensor (C) berfungsi meratakan tegangan dan menghilangkan tegangan tinggi pada output trafo yang ditimbulkan oleh induksi medan magnet trafo. Tegangan tinggi pada output ini tidak berbahaya tapi cukup membuat kaget jika tersentuh, karena arusnya lemah. Tegangan tinggi pada output trafo ini dapat terbaca oleh multitester jika trafo tidak diberi beban. Pada battery charger, tegangan tinggi pada output dapat diserap oleh aki. Tegangan tinggi pada output akan menyebabkan suara dengung (humming) dan gemuruh (brooming) jika power suplai digunakan untuk menggerakkan amplifier, radio transmitter, dll. Bahkan beberapa perangkat elektronik sensitif bisa rusak. Untuk itu perlu ditambahkan filter yang terdiri dari resistor, dan kapasitor, atau menghubungkan negatif (-) output ke tanah (ground). Biasanya ukuran kondensor adalah 47 sampai 1000 mikrofarad, bergantung pada beban. Tegangan maximalnya dua kali diatas tegangan output yang diinginkan. Untuk power supplai 12 volt maka tegangan maximum kondensor adalah 25 volt

Output VDC pada rangkaian diatas didapat pada titik (+) positif dan titik negatif (-) jembatan dioda.

Demi keamanan (safety) maka perlu ditambahkan sekring (F) yang nilainya lebih kecil sedikit dari arus maximum output trafo. Pada trafo dengan ampere besar dan mahal, juga dipasang sekring pada input trafo dengan nilai sedikit lebih kecil dari maximum arus inputnya, agar melindungi trafo yang mahal tersebut.


Stabilisasi Tegangan

Jika dibutuhkan tegangan yang lebih stabil dan dengan voltase yang lebih rendah dari output dioda, maka dapat ditambahkan rangkaian stabilisasi tegangan berikut ini:


Rangkaian ini juga diterapkan pada regulasi tegangan dengan cut off relay yang dipakai untuk turbin angin.

Input dihubungkan dengan output dioda. Resistor Rb memberi suplai arus ke transistor (T). Nilai Rb adalah 220 ohm 2 watt. Resistor ini menentukan arus maximum yang keluar dari transistor (T)

Dioda zener (Dz) menentukan tegangan output dari transistor. Untuk battery charger 14.4 volt, maka Dz bernilai 15 volt 2 watt. Jika tegangan output Rb melebihi 15 volt maka zener akan menghubung ke negatif, sehingga tegangan output Rb tidak akan melebihi 15 volt. Akan terjadi kehilangan tegangan sebesar 0.6 volt pada transistor, karena itulah digunakan zener yang sedikit lebih tinggi tegangannya.

Transistor (T) adalah 2N3055, arus yang dikeluarkan oleh transistor ini mencapai sekitar 1.5 ampere dengan resistor basis 220 ohm. Transistor ini mampu bertahan hingga tegangan 60 volt dan daya 115 watt dan butuh pendingin (heatsink). Jika butuh arus yang lebih besar maka dapat memparalel transistor ini. Unduh lembar data 2N3055.

Trafo yang digunakan bisa dengan output yang lebih tinggi, misal 24 volt, karena tegangan output transistor akan ditentukan oleh tegangan zener.

Kondensor (C2) untuk meratakan tegangan output transistor. Sebenarnya nilainya akan bergantung pada beban. Tapi secara umum nilai C2 sekitar 47 mikrofarad sudah memadai. Tegangan maximumnya sekitar 2 kali lipat tegangan output, maka untuk battery charger 14.4 volt, tegangan maximum kondensor 25 volt sudah cukup aman.

Resistor (R) berfungsi mengamankan Transistor dari tegangan kejut yang ditimbulkan oleh beban induksi, seperti: motor listrik, relay, solenoid, aktuator, dll. Nilainya 10 kiloohm. Resistor ini bisa ditiadakan jika tidak pernah power suplai ini tidak pernah menggerakkan beban induksi.

Rangkaian stabilisasi tegangan dengan transistor diatas dapat disederhanakan dengan menggunakan IC (Integrated Circuit) seri 78xx. Angka 78 pada IC tersebut menyatakan sebagai regulator tegangan positif, dua angka terakhir menyatakan tegangan outputnya. Misal 7812, adalah regulator tegangan positif dengan output 12 VDC. Lihat skema dibawah:



Rangkaiannya sangat ringkas, hanya 1 komponen yaitu IC tersebut saja. Ditambah kondensor sebagai filter: C3 senilai 0.33 mikrofarad, dan C4 senilai 0.1 mikrofarad. Tapi regulator dengan IC kurang tangguh jika dibanding dengan transistor. IC ini mampu bertahan hingga tegangan input 35-40 VDC. Rating tegangan input adalah 23 volt dan arus output maximum 1 ampere untuk nomor kode L7815A, dapat disuplai dengan trafo 24 volt. Pada beberapa desain, IC ini mensuplai basis transistor 2N3055 sehingga didapat arus output yang lebih besar. Unduh datasheet IC 78xx.


Penyesuaian Tegangan

Dengan menggunakan dioda, tegangan output dari stabilisator dengan transistor dapat disetel. Tegangan dioda yang stabil membuat dioda disukai untuk menyesuaikan tegangan. Lihat skema stabilisasi tegangan dengan transistor di bawah:

Jika dioda dipasang diantara zener dan negatif, maka tegangan output transistor akan naik. Perhatikan cara memasang dioda dan zener yang berbeda. Jika dioda dipasang di basis transistor, maka tegangan output transistor akan turun.

Dengan cara yang sama dioda dapat digunakan untuk menyetel tegangan output IC 78xx. Pemasangan dioda pada kaki ground IC akan menaikkan tegangan output IC. Pemasanang dioda pada output IC akan menurunkan tegangan output IC.

Dioda yang biasa digunakan untuk penyesuaian tegangan adalah 1N4007 yang mempunyai tegangan 0.6 volt. Dioda kristal seperti OA90 mempunyai tegangan 0.2 volt, juga disebut dioda germanium.

Untuk monitor tegangan aki dapat dibaca di artikel "Indikator Tegangan Baterai Sederhana Dengan LED".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar