Rabu, 26 Februari 2014

Mengapa Musisi Akrab dengan Narkoba

Detail Berita
Sammy-Yoyo (Foto: Okezone)

Mengapa Musisi Akrab dengan Narkoba?-Tertangkapnya personel Padi, Yoyok, oleh kepolisian karena kedapatan menggunakan narkoba jenis sabu-sabu, kembali mengingatkan kita jika barang haram itu sungguh dapat menghancurkan reputasi seseorang.

Tak kenal orang kaya, orang miskin, penyanyi, bintang film, pengacara, polisi, tentara, semua bisa tersentuh narkoba. Namun hingar bingar dunia hiburan yang mendekatkan para musisi ataupun artis paling beresiko menyentuh narkoba.

Butuh waktu lama bagi Yoyok untuk merehabilitasi nama baiknya kelak setelah usai menjalani serangkaian proses hukuman yang dijalankan olehnya. Tentunya ini sangat melelahkan, karena harus meyakinkan kembali ke berbagai pihak dirinya bersih dari narkoba.

Yoyok untuk sementara ini diuntungkan dengan sikap para temannya di Padi. Piyu, Fadly, Ari dan Rindra memilih sikap tetap mendukung Yoyok untuk tetap tinggal di band yang dibentuk 8 April 1997, itu.

Berbeda dengan band ternama sebelumnya, Dewa 19 yang memilih ‘melengserkan’ Ari Lasso yang saat itu ‘bermain-main’ dengan narkoba, juga ada Kerispatih memutuskan sang vokalisnya, Sammy, diberhentikan karena ditangkap polisi dengan kasus serupa, yakni shabu-shabu.

Ini jadi pertanyaan, ada apa kok sebagian musisi juga tampak ‘akrab’ dengan narkoba ya?

Bonky ‘BIP’ yang dulu sempat bergabung di grup band Slank, menuturkan soal musisi yang kecanduan narkoba. Bonky yang juga mantan pengguna narkoba, ini, memberikan pengalamannya saat menggunakan narkoba dulu.

Menurutnya, dulu saat ia menggunakan narkoba sebelum karena efek stimulan untuk kebutuhan fisik, hingga bisa menjalankan kegiatan bermusik lebih baik.

“Tapi sekarang sih sudah gak kuat lah, karena makan fisik banget,” kata Bongky saat ditemui Okezone di Jakarta, belum lama ini.

Lanjut Bonky, tak selamanya para musisi menggunakan narkoba itu karena untuk bermusik, bisa saja karena ada masalah lain, ia mencontohkan pada kasus Yoyok yang belum lama ini muncul.

“Saya kenal Yoyok, jamannya gue masih di Slank dulu sama-sama pernah makai (narkoba). Memang pemakai juga sama anak-anak Slank masuk ke jurang penyalahgunaan narkoba. Tapi kalau dia (Yoyok) ada efek psikologis kali, sejak perceraian dari bininya. Bisa saja pelariannya jadi ke situ,” duga Bongky.

Efeknya kalau pakai narkoba, terang Bonky, tidur jadi tidak teratur, cara pandang jadi tidak normal. Juga sangat berpengaruh pada band.

“Kerja kadang fokus, kadang enggak. Kontrol waktu juga enggak jelas” ungkapnya.

Kata Bonky, untungnya generasi muda sekarang masih bisa diantisipasi lebih baik lagi untuk tidak menyalahgunakan narkoba.”Anak sekarang lebih realistis karena informasi soal dampak dari narkoba itu bisa didapat dengan mudah dibanding jaman kita dulu,” ujarnya.

Sejurus dengan Denny Sakrie, selaku pengamat musik, katanya, narkoba memang bisa bersahabat dengan sebagian musisi karena pengaruhnya terhadap karya.

”Musisi memang enggak asing sebenernya sama dunia kayak gitu, banyak musisi di Indonesia pakai itu, dengan menggunakan itu mereka akan lebih mudah berimajinasi, khususnya orang yang menciptakan musik. Ada yang habis pakai, dia bisa secara terus menerus main, sehingga apa yang dia rasa bisa dituangkan ke dalam musik,” ujar Denny.

Dia menerangkan, awalnya musisi pakai narkoba itu mengikuti gaya sang idolanya. Dia mencontohkan, dulu saat Jimmy Hendrix pakai narkoba.

Kok keliatannya cool. Nah, penggemarnya pada ngikutin, tapi lama kelamaan malah jadi budaya. Itu terjadi di tahun 1960an di era Psychadelic,”cerita Denny.

Sampai saat ini, lanjut Denny, masih banyak musisi yang menggunakan narkoba karena dipercaya hal itu untuk membantu musisi tersebut dalam berkarya, atau membantunya untuk kepercayaan diri


okezone



Tidak ada komentar:

Posting Komentar